BLOG

BLOG

Sabtu, Desember 19, 2015

Membongkar Manajer Chelsea di Era Roman Abramovich

Tak usah kaget, dia bukan yang pertama. Ini sudah biasa.


Resmi pada 17 Desember 2015 lalu, Jose Mourinho dipecat dari kursi kepelatihannya di Chelsea. Berita ini menjadi berita terhangat bahkan sampai artikel ini saya posting. Bagaimana tidak, Mourinho yang selama ini bisa dibilang salah satu aset yang sangat identik dengan Chelsea, didepak begitu saja dari singgahsananya. 

Namun pemecatan dirinya jelas bukan tanpa alasan. Kita semua tau bagaimana terpuruknya Chelsea di musim ini. Hanya bercongkol diposisi 16 klasemen sementara, membuat Abramovich, sang owner, memutuskan untuk melakukan pemecatan The Special One, yang menjadikannya pelatih kesepuluh yang dipecat selama era Abramovich.

Roman Abramovich yang merupakan milyuner asal Rusia ini memulai era kepemilikannya di Chelsea pada tahun 2003. Selama era dirinya, Chelsea berubah menjadi salah satu klub yang doyan beli-beli pemain. Yaiyalah, pemiliknya orang kaya. Tak hanya pemain, pelatih pun silih berganti menahkodai Chelsea. Terhitung sudah sepuluh pelatih secara bergantian datang sepanjang kurang lebih dua belas tahun belakangan.

Claudio Ranieri melatih Chelsea selama tahun 2000 hingga 2004
Diawali oleh pelatih asal Itali, Claudio Ranieri. Sebenarnya sebelum Abramovich datang, Ranieri sudah menjadi manajer Chelsea terlebih dahulu, tepatnya sejak tahun 2000. Ia berhasil mencatatkan hasil yang lumayan memuaskan selama melatih Chelsea. Sayang, Abramovich ingin mendatangkan pelatih pilihannya dan Ranieri pun tersingkir. Sekarang mungkin Abramovich akan menyesal melihat bagaimana suksesnya Ranieri bersama Leicester pada musim ini. But, we must move on.

Tahun 2004 Ranieri tersingkir, Jose Mourinho datang. Siapapun tak bisa menampik bahwa Mourinho periode pertama adalah pelatih terbaik dan paling berprestasi. Didatangkan dari Porto, Mou mampu menyabet lima gelar selama tiga musim bersama Chelsea. Mourinho pun berhasil mengambil hati seluruh fans Chelsea. Namun secara mengejutkan Mourinho memutuskan untuk mengundurkan diri ditahun 2007 karena sudah tak sejalan dengan Abramovich.

Tiga musim yang sangat berkesan dari Mouriho untuk Chelsea
Sejak Mourinho pergi, pelatih Chelsea silih berganti datang dalam rentan waktu yang tak lama. Dimulai dengan Avram Grant yang sebenarnya cukup mampu membawa performa baik bagi Chelsea. Sayang, tak diberi banyak kesempatan, Grant digantikan oleh Luiz Felipe Scolari dan menjadi salah satu pergatian pelatih yang mungkin akan disesali Roman. Nyatanya Big Phil gagal melatih Chelsea dan bahkan hanya bertahan selama delapa bulan, tentu tanpa gelar apapun.

Sepeninggal Luiz Felipe yang dipecat, Chelsea menunjuk Guus Hiddink untuk mengisi kekosongan kursi pelatih hingga akhir musim 2008/09. Hiddink yang hanya mendapat waktu tiga bulan, melakukan revolusi taktik. Revolusi ini nyatanya berhasil menghapus segala kesalahan Chelsea selama semusim dengan berhasil menyabet gelar juara Piala FA diakhir musim.

Guus Hiddink berhasil memperbaiki kondisi Chelsea ditahun 2009 dan berhasil membawa gelar FA
Meski berhasil membawa piala FA, Abramovich tak memperpanjang kontrak Hiddink karena memutuskan membawa Carlo Ancelotti. Pada musim pertamanya, Don Caro berhasil membawa dua piala sekaligus, yakni piala Liga Primer dan FA. Namun pada akhir musim berikutnya, Abramovich memutuskan untuk memecat Ancelotti karena 'hanya' menjadikan Chelsea runner-up. Agak drama yah.

Andre Villas-Boas dan Carlo Ancelotti yang juga pernah melatih Chelsea
Sepeninggal Ancelotti ditahun 2011, Abramovich menunjuk pelatih muda berbakat asal Portugal, Andre Villas-Boas. Sayang seribu sayang, AvB tak mampu melatih Chelsea dan menjadikannya salah satu pelatih terburuk sepanjang era Roman Abramovich. Roberto Di Matteo lah sang asisten manajer yang justru diangkat sebagai manajer pengganti AvB. Mengejutkan Di Matteo ternyata berhasil menghadiahkan dua gelar diakhir musim, yakni Piala FA dan Piala Liga Champions pertama untuk Chelsea.

Kesuksesan Di Matteo tak bertahan lama, pada November 2012 Di Matteo dipecat karena hanya berhasil meraih dua kemenangan dari delapan pertandingan. Pro dan kontra bermunculan ketika Rafa Benitez datang menggantikan Di Matteo yang menurut sebagian masyarakat tak diberi banyak kesempatan. Namun Benitez menjawab segala keraguan fans Chelsea yang kecewa. Benitez berhasil membawa pulang gelar Liga Europa bagi Chelsea. Ini berarti Chelsea berhasil meraih dua trofi dalam kancah Eropa dalam satu tahun dengan dua pelatih yang berbeda. Best season.

Dalam satu tahun Chelsea meraih dua piala eropa dengan dua pelatih yang berbeda
Tak memperpanjang kontrak Benitez, fans Chelsea dikejutkan dengan kembalinya Jose Mourinho ke London di tahun 2013. Seperti mendapat cintanya kembali, penggemar Chelsea menaruh banyak harapan pada The Special One. Kenangan-kenangan manis yang ditinggal sang pelatih, masih membekas dihati para fans. Namun Mourinho mengawali musim pertama di periode keduanya ini dengan kurang baik karena tak mendapat gelar apapun. Diberi kesempatan kedua pada musim selanjutnya 2014/15, Mou membawa angin segar dengan menyabet dua trofi sekaligus yakni Piala Liga dan Piala Primer Inggris.

Musim selanjutnya 2015/16, Chelsea melangkah dengan percaya diri bersama Mourinho dengan embel-embel title juara bertahan. Malang, prediksi banyak pihak yang menjagokan Chelsea ternyata melenceng. Chelsea maju dengan terseok-seok musim ini. Hingga pertandingan ke-16, Chelsea telah menelan 9 kekalahan dan hanya mengantongi 15 poin. Dengan poin tersebut Chelsea hanya menghiasi papan bawah klasemen. Hasil buruk ini jelas membuat Abramovich geram dan tak memiliki solusi lain selain memecat Jose Mourinho. Mou meninggalkan Stamford Bridge dengan prestasi dan performa paling buruk sepajang sejarah era Abramovich. 

Guus Hiddink pun kembali ditunjuk sebagai pelatih pengganti sementara hingga akhir musim ini. Fans Chelsea berharap sangat banyak pada Hiddink mengingat ia pernah mengembalikan performa Chelsea yang hilang ditahun 2009. Dan semalam menjadi pertandingan Chelsea pertama sepeninggal Mou, dan Chelsea berhasil memetik kemenangan 3-1 atas Norwich City. Awal yang baik.

Terima kasih The Special One
Sebagai fans, kita hanya bisa mendukung tim favorit kita. Berhenti menyalahkan pemain atau pelatih. Percaya bahwa mereka pasti akan melakukan yang terbaik. Pelatih maupun pemain yang datang dan pergi sudah menjadi hal yang lumrah di dunia sepakbola. Kita doakan semoga Chelsea kembali menemukan kepercayaan dirinya bersama Guus Hiddink dan berhasil memetik kesuksesan diakhir musim nanti juga menyudahi mimpi buruk ini. Ya Hiddink, tolong bawa taktik magic-mu kembali seperti ditahun 2009 silam.

0 comments:

Posting Komentar