Akhirnya sang manusia laba-laba kembali lagi ke layar lebar terhitung mulai tanggal 5 Juli 2017 kemaren di tanah air. Tapi kenapa Spiderman ada lagi dan lagi dengan pemeran yang berganti lagi dan lagi ? Lantas apa yang menjadi pembeda Spider-Man Homecoming dari film-film Spiderman sebelumnya ?
Sinopsis
Setelah peristiwa Civil War berakhir, Peter Parker (Tom Holland) sang Spiderman diantar pulang oleh Tony Stark (Robert Downey Jr.), dan kembali ke kehidupan normalnya sebagai seorang pelajar sekolah. Meski begitu, peristiwa di Civil War sangat membekas dibenak Peter, membuatnya sangat terobsesi untuk menjadi salah satu anggota Avengers. Alih-alih ingin mendapat misi selanjutnya, Peter justru tak mendapat pesan apapun dari Tony Stark, membuat sang manusia laba-laba "hanya" bisa menjadi pahlawan lokal saja seperti menangkap pencuri sepeda ataupun sekedar membantu seorang nenek menemukan jalan.
Merasa ditinggalkan, Peter pun memutuskan ambil langkah sendiri untuk membuktikan kepada Tony Stark bahwa ia pantas diperhitungkan. Hingga pada suatu saat, Peter bertemu dengan segerombol pencuri dengan senjata api berkekuatan tinggi di sebuah ATM center. Merasa ini merupakan kasus besar, Peter pun terus memburu sekelompok pencuri yang ternyata didalangi oleh Vulture (Michael Keaton) yang akhirnya menjadi villain utama di film ini.
Obsesinya untuk membuktikan kepada Tony Stark, membuat Peter harus mengesampingkan urusannya sebagai pelajar yang cukup berprestasi di sekolah. Lalu bagaimana Peter menyeimbangkan keduanya ? Pelajar dan seorang superhero.
Review
Inilah film Spiderman pertama yang memiliki hubungan langsung dengan Marvel Cinematic Universe. Kemunculan Spiderman di film Civil War memang menjadi daya tarik sendiri bagi para penikmat film superhero Marvel, membuat kita makin tidak sabar menanti film film Marvel selanjutnya.
Mengangkat kisah anak sekolahan yang lebih kental.
Seperti kita ketahui, Tom Holland merupakan aktor ketiga yang memerankan karakter Peter Parker. Namun Spiderman versi Tom Holland memang terasa lebih fresh ketimbang versi dua pemeran sebelumnya, Tobey Maguire dan Andrew Garfield. Tobey memang masih menjadi Peter Parker favorit untuk saya pribadi. Tobey mampu membawa kehidupan kelam sang manusia laba-laba pasca ditinggal meninggal oleh sang paman. Namun Spidey versi Tobey dirasa berbeda dengan versi komik yang menggambarkan sosok Peter sebagai seorang remaja riang yang jahil dengan segala kesibukannya soal sains. Spidey versi Tobey terlalu dewasa, serius dan kelam. Kemudian muncul sosok Andrew yang jelas membawa angin baru bagi Spiderman. Andrew mampu membawa suasana anak sekolahan dan terasa lebih muda dan fun. Namun sayang, Andrew tak mampu bertahan lama berkostum Spiderman.
Hingga sosok yang lebih muda lagi datang, yaitu Tom Holland. Modal bakat akting dan ahli bela diri yang mumpuni, Tom hadir dengan membawa sosok Peter Parker yang jauh lebih muda dengan kisah anak sekolahan yang sangat terasa, membuat anda sedikit bernostalgia dengan kisah cinta monyet anak sekolah namun tak mengurangi aksi jotos jotosan ala film superhero.
Para wajah wajah baru.
Mungkin ada dari anda yang mengharapkan sosok Harry Osborn, atau minimal Gwen Stacy atau MJ sang pujaan hati Peter. Namun agaknya harapan anda ini harap disingkirkan karena Spiderman versi Tom Holland memang membawa nama nama baru dan sedikit asing untuk anda yang kurang suka membaca komik Marvel.
Muncul nama Liz Allan (Laura Harrier) yang menjadi cinta monyet bagi Peter, kemudian ada Ned (Jacob Balaton) sang sahabat yang setia mendampingi Peter dan ikut menjaga rahasianya meski terkadang terasa lucu. Namun yang cukup mencuri perhatian adalah sosok Michelle (Zendaya), sosok pelajar tertutup yang senang menyendiri namun mengambil peran yang cukup penting di film, terlebih pengakuannya diakhir film yang cukup membuat kita sedikit bertanya-tanya -saya mencoba untuk tidak spoiler-. Liz, Ned dan Michelle mampu ikut mengangkat cerita dengan menghiasi hari-hari Peter Parker sebagai seorang pelajar.
Bagaimana dengan Bibi May yang cukup mencuri perhatian saat menjadi cameo di film Civil War ? Sosok Bibi May yang biasanya dikenal sebagai sosok wanita paruh baya di film Spiderman sebelumnya, terlihat jauh lebih muda dan cantik di film ini. Sosok Bibi May pun diperankan sangat apik oleh aktris berkebangsaan Amerika, Marisa Tomei.
Untuk urusan penjahat, Vulture dipilih sebagai villain utama di film ini. Vulture sendiri juga dikenal sebagai Adrian Toomes, seorang mantan engineer dibidang elektronik yang pernah ambil bagian pada proyek perbaikan gedung Stark Tower. Sosok Vulture yang kejam namun masih terasa manusiawi diperankan sangat baik oleh aktor kawakan Michael Keaton. Akting Keaton memang sudah tidak diragukan lagi, membawakan peran Vulture mungkin mengingatkan anda dengan Birdman, peran yang juga pernah dibawakan sukses oleh Keaton sebelumnya.
Namun dari sekian banyak nama baru, ada satu nama yang memang bukan nama baru bagi Marvel Cinematic Universe namun baru kali ini muncul di film Spiderman, dialah sang miliuner Tony Stark atau Iron Man. Tak bisa dipungkiri bahwa kemunculan Iron Man di film ini merupakan bagian dari promosi, namun kemunculan sang manusia besi tak lantas mengambil alih film secara keseluruhan karena faktanya Iron Man hanya hadir sebagai pendamping dan muncul sesekali tapi punya andil besar dalam cerita.
Merasa ditinggalkan, Peter pun memutuskan ambil langkah sendiri untuk membuktikan kepada Tony Stark bahwa ia pantas diperhitungkan. Hingga pada suatu saat, Peter bertemu dengan segerombol pencuri dengan senjata api berkekuatan tinggi di sebuah ATM center. Merasa ini merupakan kasus besar, Peter pun terus memburu sekelompok pencuri yang ternyata didalangi oleh Vulture (Michael Keaton) yang akhirnya menjadi villain utama di film ini.
Obsesinya untuk membuktikan kepada Tony Stark, membuat Peter harus mengesampingkan urusannya sebagai pelajar yang cukup berprestasi di sekolah. Lalu bagaimana Peter menyeimbangkan keduanya ? Pelajar dan seorang superhero.
Review
Inilah film Spiderman pertama yang memiliki hubungan langsung dengan Marvel Cinematic Universe. Kemunculan Spiderman di film Civil War memang menjadi daya tarik sendiri bagi para penikmat film superhero Marvel, membuat kita makin tidak sabar menanti film film Marvel selanjutnya.
Mengangkat kisah anak sekolahan yang lebih kental.
Seperti kita ketahui, Tom Holland merupakan aktor ketiga yang memerankan karakter Peter Parker. Namun Spiderman versi Tom Holland memang terasa lebih fresh ketimbang versi dua pemeran sebelumnya, Tobey Maguire dan Andrew Garfield. Tobey memang masih menjadi Peter Parker favorit untuk saya pribadi. Tobey mampu membawa kehidupan kelam sang manusia laba-laba pasca ditinggal meninggal oleh sang paman. Namun Spidey versi Tobey dirasa berbeda dengan versi komik yang menggambarkan sosok Peter sebagai seorang remaja riang yang jahil dengan segala kesibukannya soal sains. Spidey versi Tobey terlalu dewasa, serius dan kelam. Kemudian muncul sosok Andrew yang jelas membawa angin baru bagi Spiderman. Andrew mampu membawa suasana anak sekolahan dan terasa lebih muda dan fun. Namun sayang, Andrew tak mampu bertahan lama berkostum Spiderman.
Hingga sosok yang lebih muda lagi datang, yaitu Tom Holland. Modal bakat akting dan ahli bela diri yang mumpuni, Tom hadir dengan membawa sosok Peter Parker yang jauh lebih muda dengan kisah anak sekolahan yang sangat terasa, membuat anda sedikit bernostalgia dengan kisah cinta monyet anak sekolah namun tak mengurangi aksi jotos jotosan ala film superhero.
Para wajah wajah baru.
Mungkin ada dari anda yang mengharapkan sosok Harry Osborn, atau minimal Gwen Stacy atau MJ sang pujaan hati Peter. Namun agaknya harapan anda ini harap disingkirkan karena Spiderman versi Tom Holland memang membawa nama nama baru dan sedikit asing untuk anda yang kurang suka membaca komik Marvel.
Muncul nama Liz Allan (Laura Harrier) yang menjadi cinta monyet bagi Peter, kemudian ada Ned (Jacob Balaton) sang sahabat yang setia mendampingi Peter dan ikut menjaga rahasianya meski terkadang terasa lucu. Namun yang cukup mencuri perhatian adalah sosok Michelle (Zendaya), sosok pelajar tertutup yang senang menyendiri namun mengambil peran yang cukup penting di film, terlebih pengakuannya diakhir film yang cukup membuat kita sedikit bertanya-tanya -saya mencoba untuk tidak spoiler-. Liz, Ned dan Michelle mampu ikut mengangkat cerita dengan menghiasi hari-hari Peter Parker sebagai seorang pelajar.
Bagaimana dengan Bibi May yang cukup mencuri perhatian saat menjadi cameo di film Civil War ? Sosok Bibi May yang biasanya dikenal sebagai sosok wanita paruh baya di film Spiderman sebelumnya, terlihat jauh lebih muda dan cantik di film ini. Sosok Bibi May pun diperankan sangat apik oleh aktris berkebangsaan Amerika, Marisa Tomei.
Untuk urusan penjahat, Vulture dipilih sebagai villain utama di film ini. Vulture sendiri juga dikenal sebagai Adrian Toomes, seorang mantan engineer dibidang elektronik yang pernah ambil bagian pada proyek perbaikan gedung Stark Tower. Sosok Vulture yang kejam namun masih terasa manusiawi diperankan sangat baik oleh aktor kawakan Michael Keaton. Akting Keaton memang sudah tidak diragukan lagi, membawakan peran Vulture mungkin mengingatkan anda dengan Birdman, peran yang juga pernah dibawakan sukses oleh Keaton sebelumnya.
Namun dari sekian banyak nama baru, ada satu nama yang memang bukan nama baru bagi Marvel Cinematic Universe namun baru kali ini muncul di film Spiderman, dialah sang miliuner Tony Stark atau Iron Man. Tak bisa dipungkiri bahwa kemunculan Iron Man di film ini merupakan bagian dari promosi, namun kemunculan sang manusia besi tak lantas mengambil alih film secara keseluruhan karena faktanya Iron Man hanya hadir sebagai pendamping dan muncul sesekali tapi punya andil besar dalam cerita.
Secara keseluruhan...
Bagi saya, film ini terbilang menjawab rasa penasaran anda setelah menyaksikan film Civil War tahun 2016 lalu. Kejutan demi kejutan anda bisa temukan di film ini, termasuk mengetahui apa saja yang bisa dilakukan oleh kostum spiderman yang baru.
Jon Watts dibangku sutradara coba menyajikan tidak hanya aksi laga belaka, melainkan juga komedi ala film Marvel yang siap membuat anda senyum simpul sendiri. Selain itu, Spiderman Homecoming juga benar-benar menyajikan problematika umum anak sekolahan seperti pesta kelulusan, naksir gadis populer hingga hukuman membolos. Semua terasa nyaman dan umum untuk disaksikan. Dari sini terlihat jika Watts memang mencoba untuk membangun kehidupan personal Peter Parker sehingga penonton dapat terhanyut didalamnya. Namun berbeda dengan film Spidey sebelumnya yang diceritakan secara detail proses seorang Peter Parker mendapat kekuatan super, di film ini Watts seakan menerka bahwa penonton sudah cukup pintar dan paham bagaimana Peter dapat menjadi Spiderman, sehingga sudah tidak perlu diceritakan ulang. Bukan masalah besar namun terasa cukup aneh mengingat Homecoming merupakan film reboot.
Namun untuk ekspektasi istimewa, saya rasa film ini masuk kategori standar. Tengok saja film solo pahlawan Marvel lain seperti Doctor Strange maupun Ant-Man, yang punya konflik lebih "wah" ketimbang Homecoming. Meski begitu, film ini tetap sangat layak untuk ditonton. Mungkin Spider-Man Homecoming hanya dibuat sebagai landasan untuk film Spider-Man selanjutnya atau bahkan film Avengers selanjutnya.
Jon Watts dibangku sutradara coba menyajikan tidak hanya aksi laga belaka, melainkan juga komedi ala film Marvel yang siap membuat anda senyum simpul sendiri. Selain itu, Spiderman Homecoming juga benar-benar menyajikan problematika umum anak sekolahan seperti pesta kelulusan, naksir gadis populer hingga hukuman membolos. Semua terasa nyaman dan umum untuk disaksikan. Dari sini terlihat jika Watts memang mencoba untuk membangun kehidupan personal Peter Parker sehingga penonton dapat terhanyut didalamnya. Namun berbeda dengan film Spidey sebelumnya yang diceritakan secara detail proses seorang Peter Parker mendapat kekuatan super, di film ini Watts seakan menerka bahwa penonton sudah cukup pintar dan paham bagaimana Peter dapat menjadi Spiderman, sehingga sudah tidak perlu diceritakan ulang. Bukan masalah besar namun terasa cukup aneh mengingat Homecoming merupakan film reboot.
Namun untuk ekspektasi istimewa, saya rasa film ini masuk kategori standar. Tengok saja film solo pahlawan Marvel lain seperti Doctor Strange maupun Ant-Man, yang punya konflik lebih "wah" ketimbang Homecoming. Meski begitu, film ini tetap sangat layak untuk ditonton. Mungkin Spider-Man Homecoming hanya dibuat sebagai landasan untuk film Spider-Man selanjutnya atau bahkan film Avengers selanjutnya.
Rating 7.5/10
0 comments:
Posting Komentar