BLOG

BLOG

Senin, Desember 07, 2015

Review: In the Heart of the Sea (2015)

Ini lebih dari sekedar memburu ikan paus, ini tentang bertahan hidup.


Satu lagi film sukses yang diadaptasi dari novel, ialah In the Heart of the Sea yang diadaptasi dari novel karya Nathaniel Philbrick berjudul sama ditahun 2000 silam. Mengisahkan tentang hancurnya sebuah kapal kayu 'Essex' yang diterjang ikan paus pada tahun 1820 yang terinspirasi dari kisah nyata yang dituangkan dalam novel berjudul Moby-Dick yang ditulis oleh Herman Melville tahun 1851. Jadi intinya film ini diadaptasi dari novel yang novelnya juga terinspirasi dari novel lain, kurang lebih seperti itu.

Sinopsis

Seorang pengarang novel terkenal asal New York bernama Herman Melville (Ben Whishaw), sangat tertarik dengan kisah terkenal kapal Essex yang saat itu masih simpang siur. Ingin mengangkatnya menjadi sebuah novel, membawa Melville bertemu dengan salah satu awak kapal Essex yang masih hidup, Thomas Nickerson (Brendan Gleeson), demi mendapatkan kisah yang kongkrit. Thomas yang kala itu sudah tua akhirnya mau menceritakan kisah sebenarnya tentang hancurnya kapal Essex dimana ia ikut menjadi kru kapal na'as tersebut.

Owen Chase dan Kapten George Polland Jr.
Alur cerita pun mundur. Bersetting pada abad ke-19 tepatnya ditahun 1820, disebuah desa pinggir laut Nantucket, yang sebagian besar rakyatnya hidup sebagai nelayan. Pada zaman itu listrik serta lampu pijar Edison belom ditemukan. Akhirnya untuk menerangi malam hari, mereka membutuhkan minyak yang diambil dari lemak ikan paus. Tentu ini dijadikan sebuah bisnis besar dimana para pemilik kapal besar yang biasanya terdiri dari pengusaha kaya, merekrut nelayan nelayan terbaik demi memburu minyak ikan paus dan mendapat pundi-pundi uang.

Ialah Owen Chase (Chris Hemsworth), seorang nelayan handal yang hidup bersama istrinya yang sedang hamil muda, menjadi pilihan utama para pengusaha untuk memburu paus. Alih-alih ingin menjadi kapten kapal Essex, Owen justru malah menjadi kelasi pertama -bawahan kapten- dimana bangku kapten telah diambil oleh George Polland Jr. (Benjamin Walker) yang merupakan keturunan keluarga Polland yang terkenal kaya dan sangat terpandang di Nantucket. Owen pun dipaksa mengalah karena masalah status sosial.

Thomas muda diperankan Tom Holland
Essex pun berlayar dilaut lepas dengan kapten George, Owen, beserta awak kapal lainnya termasuk Thomas muda (Tom Holland). Setelah berhasil melawan badai dan mendapat seekor paus, Essex dipaksa untuk bertemu paus putih albino raksasa. Sang paus raksasa ini membuat Essex terkoyak dan tenggelam, membuat para awak kapal harus naik 3 sekoci. Disinilah kisah pertahanan hidup dimulai. Mereka yang sudah kehilangan arah, masih harus menahan lapar yang teramat sangat karena hidup ditengah laut selama 90 hari dengan pangan seadanya. 

Bagaimana mereka bertahan dan siapa saja yang selamat selain Thomas ? Dan apakah sang paus raksasa tadi mati ? Jangan lupa nonton dibioskop yang hadir dalam format 3D !!

Review

Sebelum saya menonton film ini, saya pikir film ini hanya tentang berburu ikan paus, ternyata lebih dari itu. Film garapan Ron Howard ini sangat sarat akan pesan tentang sifat-sifat manusia. Salah satunya adalah sifat manusia yang disebut dengan 'keserakahan', bahkan harus sampai mengeksploitasi alam sendiri yang justru malah membawa mereka pada bencana. 


Chase dkk rela berlayar ribuan mil hanya untuk mengkanibalisasi paus demi minyak dan dagingnya. Tak heran jika paus putih raksasa tadi selalu membuntuti dan menghantui Chase cs lalu menghancurkan Essex berkeping-keping hingga memaksa para awak kapal untuk menjalani sebuah mimpi buruk karena terdampar dan kelaparan. Paus raksasa tadi sebenarnya hanya ingin memberi ganjaran kepada para awak kapal untuk setiap darah paus lain yang berceceran sia-sia hanya demi keserakahan manusia. 

Sifat keserakahan manusia sudah tertanam dari jaman dahulu hingga sekarang. Berbicara soal keserakahan, sebagai warga Indonesia tentu kita tau arti keserakahan ketika melihat para pembakar hutan di Riau yang malah menimbulkan banyak bencana hingga merenggut banyak nyawa tak bersalah karena asap yang ditimbulkan. Tak perlu bicara jauh soal siapa yang harus bertanggung jawab, manusia hanya perlu berpikir sehat sebelum memulai dan sebelum alam sendiri yang menjawab.

Kita sebagai manusia sering berpikir bahwa kita adalah makhluk Tuhan paling sexy agung dan sempurna karena dilengkapi akal sehat, padahal kita lupa bahwa kita diciptakan tak sendiri. Paus atau hutan tadi merupakan contoh dari apa yang ingin alam tunjukkan kepada manusia bahwa kita harus memperlakukan makhluk ciptaan Tuhan lainnya -tumbuhan maupun hewan- dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, maka bencana yang bahkan diluar akal sehat kita adalah ganjarannya.

Keserakahan manusia juga menuntun kita pada sifat manusia lain yakni 'bertahan hidup'. Pada hakikatnya, manusia memiliki sifat bertahan hidup demi mendapati kehidupan yang lebih layak. Di film ini kita akan merasakan bagaimana susahnya bertahan hidup selama 90 hari terjebak dilaut lepas dengan persediaan seadanya. Makan apa yang bisa dimakan demi bisa bernafas dan melihat matahari keesokan paginya. Sekali lagi, itu adalah ganjaran yang dijawab oleh alam.


By the way, film ini terbilang penting ditiap menitnya membuat kita tak bisa berpaling sedikitpun apalagi untuk tidur didalam bioskop. Alur ceritanya sangat rapi, cepat tapi berisi, dialognya sangat menarik, para aktornya pun mampu mendalami peran masing-masing, termasuk sebagai manusia yang sangat kelaparan. Totalitas sangat bisa kalian lihat di film ini. Kalian yang biasa melihat badan kekar Chris Hemsworth di film Thor maupun Avengers, siap-siap menyaksikan badan kurus kering dirinya di film ini. Tak ada rekayasa, semua terpampang nyata. Chris bahkan harus menjalani diet ketat demi menurunkan berat badannya secara ekstrim. 

Terlepas dari ada atau tidaknya paus raksasa tadi, kita jelas dapat banyak pelajaran setelah keluar dari bioskop. Kita pun setuju bahwa apa yang dilakukan sang paus adalah sifat wajar yang menyerang balik ketika diserang. Ini tentang insting makhluk hidup. Manusia pun sama, akan merespon jika diserang, akan menyerang balik atau merespon dengan cara lain tergantung bagaimana manusia itu berfikir sesuai akal sehat masing masing. Yah manusia memang dianugerahi akal sehat, but paus ? Kalian tau sendiri jawabannya.

Dan pada akhirnya kita yang selesai menonton film ini, disudutkan pada sebuah pertanyaan. Jadi siapa yang tidak bermoral disini ? Si paus yang tanpa ampun menghancurkan Essex dan membuat para awak kapal kelaparan ? Atau Chase dkk yang memburu paus demi sebuah kemajuan peradaban manusia ?

1 comments: