BLOG

BLOG

Kamis, Januari 07, 2016

Review: Pay the Ghost (2015)

Ketika kita harus membayar orang yang kita sayang kepada hantu.


Satu lagi film yang membawa Nicolas Cage sebagai bintang utamanya, Pay the Ghost. Namun besarnya nama seorang Nicolas Cage seakan tak terasa lagi bahkan ketika film ini keluar. Mengapa ?

Sinopsis

Pada awal film, kita sudah dibuat penasaran dengan tayangan singkat ber-setting tahun 1679 tentang tiga anak kecil yang sedang bersembunyi diruang bawah tanah rumah mereka. Rasa tegang semakin terasa ketika salah satu anak tadi memanggil sang ibu yang terdengar sedang disakiti oleh seseorang, saat itu pula seseorang mengetahui tempat persembunyian ketiga anak tadi. Udah.

Ratusan tahun berlalu, cerita membawa kita pada keluarga kecil Lawford yang tinggal di kota New York. Sang ayah, Mike Lawford (Nicolas Cage) adalah seorang profesor di sebuah Universitas setempat. Mike sangat mencintai pekerjaannya sehingga membuatnya hanya memiliki sedikit waktu untuk istrinya, Kristen Lawford (Sarah Wayne Callies), dan anak semata wayang mereka, Charlie (Jack Fulton).


Pada malam Halloween, Mike yang sudah kepalang janji dengan Charlie, menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu bersama sang anak kesayangan. Saat pergi ke sebuah festival halloween didekat rumah mereka dan hendak membeli ice cream, tiba-tiba Charlie mengajukan pertanyaan, "Dad, can we pay the ghost?". Mendengar pertanyaan sang anak, Mike pun tak terlalu menggubris dan akan segera membayar ice cream. Namun betapa terkejutnya Mike ketika mengetahui bahwa Charlie lepas dari genggamannya dan hilang begitu saja.

Satu tahun berlalu tepat tiga hari sebelum halloween, Mike masih terus berusaha mencari Charlie dengan menyebar beberapa brosur dan terus rajin bolak-baik kantor polisi untuk mendapat berita ter-update tentang sang anak. Namun sayang, saat itu Mike dan Kristen harus pisah ranjang dikarenakan Kristen sangat terpukul dengan hilangnya Charlie dan terus menyalahkan sang suami. Terlepas dari itu, hari-hari menjelang halloween memaksa Mike dan Kristen dihantui oleh bayang-bayang sang anak yang seakan ingin memberi petunjuk tentang keberadaannya. 


Merasa ada yang tak beres, Mike pun berusaha mengungkap apa maksud dari ini semua, termasuk maksud dari ucapan sang anak sebelum menghilang. Setelah mencari beberapa informasi, Mike mendapat data bahwa ternyata ada setidaknya tiga anak menghilang setiap malam halloween. Tak terlalu mengejutkan bahwa hilangnya Charlie dan beberapa anak di malam halloween, berkaitan dengan cerita ditahun 1679 yang muncul diawal cerita tadi. 

Review

Saat pertama kali melihat trailer film ini di youtube, saya seakan dihipnotis untuk menonton terlebih dengan hadirnya nama Nicolas Cage didalamnya. Maksudnya, siapa sih yang tak kenal dengan peraih Oscar ditahun 1995 ini. Ya, Cage adalah salah satu aktor besar di industri perfilman Hollywood, setidaknya kalian bisa lihat dari jejeran judul film yang pernah ia bintangi. Namun kehidupan layaknya roda yang berputar, kadang diatas kadang dibawah, dan Cage mungkin sedang berada dibawah.

Setidaknya lima tahun belakangan ini, sang aktor seperti sedang kejar setoran dengan membintangi banyak judul film namun semua bisa dibilang film yang ala kadarnya. Film-film tadi membuat pamor seorang Nicolas Cage jadi memburuk. Sayang memang, namun inilah yang terjadi.


Penampilan Cage di film ini memang tidak buruk namun juga tak terlalu baik. Mungkin Nicolas Cage ini adalah tipe aktor yang bagus jika mendapat materi yang bagus pula. Namum kasus pada Pay the Ghost, membuat Cage seperti tampil apa adanya sesuai kapasitas naskah yang ditulis oleh Dan Kay. Sayang banget loh Om Nic.

Namun berbicara secara keseluruhan, Pay the Ghost memang tak bisa berbicara banyak. Tema horor yang diusung seperti cerita horor kebanyakan. Oke kita bedah satu persatu, anak kecil melihat penampakan yang tak bisa dilihat orang lain, lalu sang anak menggambar sosok menyeramkan, burung yang tiba-tiba muncul tanpa alasan, seseorang kerasukan, paranormal datang, cerita klasik tentang iblis dan para pengikutnya, dendam hantu yang berkepanjangan, lalu pada akhirnya datang kedunia lain dan menolong seseorang keluar. 

Datang ke dunia lain dan menolong seseorang keluar ? Tidak kah anda teringat dengan film lain yang juga mengusung tema serupa ? Yaps, we talk about Insidious. Namun jangan coba bandingkan keduanya, karena Pay the Ghost jelas jauh dari kata lebih baik. Satu lagi yang mengganjal dari film ini adalah judul film itu sediri, "membayar hantu". Saya sendiri juga tidak mengerti dengan arti "membayar" pada film ini. Satu-satunya yang bisa saya simpulkan mungkin lebih kearah "dendam". 


Film ini sebenarnya cukup meyakinkan pada awal mulainya dengan menghadirkan cerita singkat mengundang tanda tanya dan rasa penasaran yang besar. Namun yang disajikan Uli Edel selaku sutradara pada ending cerita terasa sia-sia. Maksudnya begini, film ini memang tau bahwa para penonton menginginkan cerita yang berakhir bahagia atau happy ending, namun akan terasa hambar jika happy ending tapi tak dibungkus dengan baik. Hasilnya, kita keluar bioskop dengan tanpa membawa apa-apa.

Dari sederet kejanggalan film ini, setidaknya Uli Edel masih mampu menghadirkan sisi positifnya. Ialah kemunculan hantu yang muncul cukup menakutkan dan mengagetkan. Walaupun layaknya penonton film horor kelas wahid, kita seperti sudah tau kapan sang dedemit akan nongol namun tetap saja kita akan dibuat kaget karenanya.

Overall, Pay the Ghost merupakan film horor yang masih kurang energi dan mungkin masih bisa dibuat lebih dari ini atau dengan kata lain, kurang maksimal. Bahkan untuk ukuran film horor kelas B juga masih kurang meyakinkan. Namun yang lebih disayangkannya lagi adalah Pay the Ghost hanya akan melengkapi film-film gagal seorang Nicolas Cage. Please get better, Uncle Nic,

0 comments:

Posting Komentar