BLOG

BLOG

Sabtu, Februari 27, 2016

Review: Deadpool (2016)


Akhirnya salah satu film yang paling ditunggu dan paling bikin penasaran ini hadir juga di Indonesia, Deadpool. Beberapa bulan sebelum film ini rilis, kita sudah dibuat penasaran dengan trailer dan poster-poster super kocak dari superhero yang tak mau disebut superhero ini. Dan bagaimana dengan kualitas filmnya ?

Sinopsis:

Wade Wilson (Ryan Reynolds) adalah seorang mantan pembunuh bayaran yang sukses menemukan cinta sejatinya bersama seorang wanita prostitusi yang cantik bernama Vannesa Carlysle (Morena Baccarin). Sedang indah-indahnya merasakan cinta, Wade harus menerima kenyataan bahwa ia terjangkit kanker yang ganas. Demi kesembuhan, Wade diam-diam setuju untuk jadi kelinci percobaan sebuah program bernama Weapon X -yang juga menciptakan Wolverine-.


Alih-alih ingin sembuh dari kanker, program itu justru membuat Wade menjadi seorang mutan. Juga karena program itulah, wajah Wade menjadi rusak parah dan ia enggan bertemu dengan kekasihnya, Vannesa. Untuk mengembalikan wajahnya yang tampan, Wade memburu Ajax (Ed Skrein) yang merupakan salah satu orang yang dianggap harus bertanggung jawab atas perubahan yang Wade alami. Demi menutupi wajahnya yang rusak, Wade pun mengenakkan kostum berwarna merah. Mengapa merah ? Karena menurut Wade, ia tak ingin musuh melihat ia berdarah.

Review:

Rasa penasaran publik terjawab sudah setelah film Deadpool akhirnya rilis di layar lebar dan menjadi salah satu tontonan wajib buat kalian pecinta film. Deadpool hadir tidak seperti superhero kebanyakan, ia tampil dengan format seorang manusia super yang kocak dan senang mengolok-olok musuh maupun dirinya sendiri dengan guyonan yang sedikit terdengar vulgar tapi tidak berlebihan. 


Ada hal pembeda yang disajikan karakter Deadpool dan menjadi ciri khas dirinya adalah ia yang senang menjadi pendobrak 4th wall. Maksudnya adalah ia suka berinteaksi dengan penonton. Ini ia lakukan karena ia merasa bahwa dirinya adalah seorang karakter ciptaan sebuah film atau komik -padahal memang iya-. Namun buat anda para pembaca komik Marvel, tentu sudah hapal dengan cara Deadpool berinteraksi seperti ini. Belum lagi ditambah iringan musik jadul dibeberapa adegan, membuat adegan tersebut terkesan sangat konyol dan lucu.

Hiburan lainnya adalah Deadpool yang merupakan manusia mutan yang banyak sekali berbicara, belum lagi kata-kata yang terlontar adalah kata-kata kasar namun dengan format komedi didalamnya. Dan satu lagi hal lucu yang bisa jadi hiburan tersendiri untuk para penonton adalah Wade yang sesekali menyentil film Ryan Reynolds terdahulu, Green Latern, keluaran DC yang bisa dibilang film gagal. Ups. Sorry DC, but it's real.


Walaupun komedi mendominasi film ini, namun penonton masih bisa merasakan dengan baik tragedi yang dialami oleh Wade Wilson, termasuk saat ia harus menghadapi mukanya yang rusak dan tak berani bertemu kekasihnya. Memang film ini menyajika konflik yang terkesan pribadi, bukan seperti film superhero lain yang mengusung tema keselamatan dunia. Namun meski begitu, Tim Miller, selaku sutradara paham betul menyajikan film yang bahkan dengan budget kecil -untuk sebuah film superhero- dan konflik yang sempit, tapi bisa hadir dengan formula yang dapat diterima masyarakat.

Sayangnya tokoh antagonis, Ajax, yang diperankan aktor Ed Skrein, tak dibuat mengancam walaupun ia adalah ancaman Deadpool di film ini. Duel Ajax dan Deadpool diakhir film juga terkesan sangat cepat dan tiba-tiba sudah selesai. Memang sangat disayangkan menginagat Ajax merupakan musuh terbesar Deadpool di dalam versi komiknya.


Secara keseluruhan film ini mampu membayar uang yang dikeluarkan para penonton untuk tiket bioskop, untuk yang kecewa dan kurang menyukai ide cerita setidaknya film ini bisa membayar rasa penasaran anda. Buat saya pribadi, film ini termasuk film layak tonton karena menyajikan tidak hanya tentang seseorang yang mempunyai kekuatan super yang kerjaannya berkelahi sana-sini tapi mampu juga menghasilkan drama dan komedi yang seimbang. Deadpool bisa dibilang menjadi film yang mampu mendobrak film superhero kebanyakan.

Namun harus diperhatikan untuk anda para orang tua, bahwa film ini tak dianjurkan untuk anak dibawah umur karena mengandung beberapa adegan panas, kata-kata kotor hingga kekerasan.

1 comments: